Tips Mengemudi Saat Banjir

03-banjir.jpg

Siapa pun tak ingin berada dalam situasi seperti gambar tahun 2002 di atas. Lalu bagaimana bisa terjadi.? Ada banyak alasan. Salah satunya, kurangnya informasi. Informasi pun banyak macamnya. Salah satunya, bagaimana sebaiknya mengemudi saat banjir. Kiat-kiatnya pun banyak. Salah satunya ini dia, ketika Anda mau tak mau harus menempu banjir:

Perhatikan tinggi air, ia faktor utama dalam menentukan tehnik mengendali kendaraan. Juga pusatkan konsentrasi dan kehati-hatian untuk menguasai laju kendaraan tanpa mengganggu pengguna jalan lainnya. Mereka semua sedang mengalami masalah yang sama.

Jika tinggi air mencapai seperempat ketinggian roda, mengemudilah dengan posisi gigi tiga, kopling dilepas. Usahakan kecepatan stabil dan tidak menginjak rem dengan mendadak.

Jika tinggi air mencapai separuh ketinggian roda, kemudikan dalam posisi gigi dua, kopling diinjak seperempat kedalaman. Kecepatan stabil. Bukan berarti dengan kecepatan tinggi namun yang sesuai dengan situasi sekitar.

Jika ketinggian air melebihi separuh tinggi roda, konsentrasi perlu dimaksimalkan. Gigi di posisi satu. Injak kopling hingga setengah kedalaman. Dan nikmatilah tantangan ini seakan Anda dalam suatu petualangan yang mengasyikkan. Stress hanya akan memperburuk situasi dan membuat khawatir orang-orang sekendaraan yang berada dalam lindungan Anda.

Jika tinggi air sudah sama, alias roda terendam seluruhnya, tidak diperlukan lagi tehnik mengemudi, tapi tehnik meminta pertolongan…

Harap diingat. Kiat-kiat ini berlaku jika kendaraan dalam kondisi sehat. Karenanya, jika musim hujan tiba, periksalah kesehatan ban, wiper, knalpot, mesin, terutama komponen yang peka terhadap air seperti aki, busi dan alternator.

Sebelum memutuskan untuk mengarungi banjir, pastikan kemampuan kendaraan Anda. Resepnya dengan melihat sekeliling, adakah kendaraan sejenis yang berhasil lolos. Tapi resep ini belum tentu manjur, siapa tahu kendaraan itu dimodifikasi dan dilengkapi perangkat anti banjir. g

Artikel terkait:

Pemprov DKI Siap Siaga
Banjir Jakarta Punya Siklus Lima Tahunan?
Jakarta banjir: Alam dan manusianya
Pengendalian banjir Jakarta, dulu dan kini
Tips Mengemudi Saat Banjir
Sistem Kendali Banjir Batavia
Belanda dan pengalamannya yang seribu tahun
Bendungan Baja Inggris
Banjir 2002, Jerman Rugi 175 triliun.

Published by

bataviase

Bataviase Nouvelles adalah kelanjutan koran pertama di Indonesia, yang terbit pertama kali 8 Agustus 1744. Diterbitkan kembali sejak 9 September 2006, sebagai koran bulanan, menyajikan informasi agenda pilihan dari pilihan warga Jakarta.

9 thoughts on “Tips Mengemudi Saat Banjir”

  1. OK Banget Tipsnya … tapi sayang di Mataram belum pernah banjir, saya pindah ke Mataram karena salah satu alasannya adalah untuk menghindari banjir di ibukota. He he … masih ada yang mau tinggal di Jakarta?

    > salut. angkat topi buat pak azzam.
    > semoga mataram dikembangkan dengan lebih memperhatikan keberlanjutan lingkungan bagi anak cucu.

    Like

  2. ternyata udah lewat lama peristiwa banjir tempo terakhir itu ya. gak berasa lo. soalnya dimana2 bencana kedengaran terus sih jadi rasanya baru kemaren banjir itu. karena itu juga rasanya manusia susah merasa tua. soalnya semuaaaaaa berasanya baru kemaren. baru kemaren, tau-tau crack, hancur semuanya deh!

    > iya bu. maaf nih, cuma bisa ikut prihatin.
    > mudah-mudahan tim pengelola yang baru lebih punya visi dan kepedulian.

    Like

  3. Istilah kopling diinjak setengah, seperempat, dst secara teknis salah. Karena akan membuat kopling bergesek terus-menerus.
    Yang benar adalah “memainkan” kopling gas (injek, lepas sedikit, injek lagi, dst), ini memang perlu feeling yg baik dalam mengontrol beban putaran mesin dengan hambatan laju mobil karena air.
    Petunjuk “injek sebagian” di atas akan diterapkan oleh pengendara yg tak tahu aspek teknik mesin dengan benar2 secara harfiah menginjek sebagian secara terus menerus.
    Ini membuat kopling akan panas dan mengembang.

    Jika kita ikut kursus mengemudi yg cuma 8 x turun ke jalan itu memang istilah2 tsb biasa diajarkan si guru pada trainee dalam menghadapi macet atau jalan nanjak dan macet, tapi ini tak bisa dipertanggung jawabkan.
    Di daerah puncak biasa bau kopling karena sebagian pengumudi lulusan kursus2 gak jelas tsb :-(

    Saya sarjana teknik dan sudah pegang kemudi 30 tahun.
    Pengalaman di jalan dengan berbagai medan dan bisa bongkar mesin sendiri.

    Anda benar sekali, terima kasih.

    Like

  4. Bencana banjir terjadi sebagai akibat terganggunya keseimbangan alam,yg disebabkan oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.Seperti penebangan liar,alih fungsi lahan potensial menjadi perumahan-perumahan atau pusat perbelanjaan dan lain-lain

    Like

Leave a comment