EKI Dance Company

LETAKNYA berhadapan dengan Kuil Buddha Hoseiji di jalan Padang di belakang Pasaraya Dept. Store Manggarai. Ia mulai berdiri pada 1996 oleh suami-istri Aiko Senosoenoto dan Rusdy Rukmarata. Aiko selaku direkturnya sementara Rukmarata termasuk salah satu koreografer terbaik di Indonesia. Tempat ini tak cuma sebatas kelompok tari tapi juga ”sebuah wadah yang secara profesional mengelola seni dalam arti luas.” Mulai dari pendidikan dan pementasan seni hingga set panggung macam tata lampu, tata suara maupun properti.

Bermula dari kepedulian terhadap perilaku anak muda yang bermasalah, dance company ini berkembang dan dikelola secara profesional. Di bawah EKI production, ia memanajemi Sujiwo Tejo, dalang Nanang Hape, Rusdy Rukmarata, penari Takako Leen, dan selebritis macam Uli Herdiansyah maupun Aida Nurmala. Ia pun didukung 28 penari.

Itu semua bergerak dari rumah Aiko yang kini menjadi Kuil Hoseiji tersebut. Kuil itu terpugar menjadi seperti sekarang sejak 2001. Pilar-pilarnya terlihat kokoh dan gemuk dari sebuah bangunan yang megah. Setahun berikutnya, EKI Dance pindah ke lokasi di seberangnya.

Saat awal-awal kelahirannya, para penari dididik di ruangan 5×5 meter persegi di sebelah kamar Aiko. Ibaratnya, kata Aiko, “mereka latihan, makan dan tidur di sebuah tempat yang sama.”

Kini para penari EKI menempati asrama tiga lantai. Lantai bawah menjadi ruang keluarga mereka. Dua lantai di atasnya masing-masing berisi empat kamar, tiap kamar ditempati empat penari. Tempat latihan dipisahkan ruang tamu dan kantor. Ia berjumlah tiga. Dua di lantai bawah dan satu di atasnya.

Di samping asrama itu ada pula kandang anjing peliharaan. Jumlahnya sepuluh. Para penari biasa memandikannya dan cukup terhibur atas kehadiran anjinganjing itu.

Lain dari sekolah tari umumnya, EKI memadukan konsep tari, musik, dan teater.
Semuanya bersatu-padu membentuk sebuah pergelaran seni pertunjukan yang cukup menarik. Terakhir, pentas terbesar mereka Freakin’ Crazy, akhir Maret 2006, mengambil banyak selebritas macam Marcella Zalianty dan Fauzi Baadilla.

Selain itu para penari EKI menguji kemam puannya secara rutin. Biasanya sebulan sekali. Tempat yang kerap dipakai di Viky Sianipar Music Centre di Minangkabau Timur no. 43, tak jauh dari tempat EKI. Pada 28 Maret ini, dimulai jam 8 malam, mereka mementaskan Kabaret Jo atawa Ketawa Bareng Tejo. Pentas ini selalu menyajikan gabungan tari, teater, musik atau lagu dan talkshow. Ada juga pameran lukisan karya Sujiwo Tejo. Bintang tamu kali ini diisi Helmi Yahya.

Nama Karmawibhangga terinspirasi dari nama relief di Candi Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia, dibangun semasa dinasti Syailendra (752-832 SM). Aiko seorang pandita utama atau bikhu dari Yayasan Pandhita Sabha Buddha Dharma Indonesia. Sekolah tari di EKI Dance sedikit banyak berkembang dari sumbangan yayasan tersebut.

Bagaimana mendaftar EKI?

Iwan Setiawan, humas EKI, mengatakan anda cukup datang saja ke tempat EKI. EKI buka pendaftaran tiap hari. Nama anda akan dicatat. Biasanya, jika sudah terkumpul 10 pelamar, dibukalah audisi. Mereka dituntut harus bisa menari, menyanyi, sekaligus berteater.

Syaratnya cuma satu, anda harus berusia di atas usia SMA. Itu situasi normalnya. Jika terpilih, anda akan ikut skema latihan EKI. Mula-mula anda masuk masa uji coba selama tiga bulan. Kemudian berlanjut sampai 6 bulan lalu kontrak setahun jika anda bisa melewatinya. Rentang kontrak seterusnya akan tambah panjang seiring anda meniti karir selaku penari secara penuh. EKI akan menyediakan keperluan dan membayar anda.

Baik para penari EKI yang telah siap pentas maupun penari yang masih dalam tahap belajar sehari-harinya mulai latihan dari jam 9 pagi sampai 5 sore. Mereka menerima kelas kontemporer, balet, dan movement. Mereka juga kadang menerima kelas tambahan seminggu sekali macam jazz atau tango. Juga ada kelas untuk kemampuan berbahasa Inggris saat malam hari.

Instruktur tari mereka Rusdy Rukmarata, Rudolf (Rudy) Wowor, dan Chichi Kadijono. Adapaun pengajar kursus bahasa Inggrisnya bernama Sonya. Selain itu, EKI juga kini mulai membuka studio art I, yang menerima anak-anak usia 4-12 tahun untuk belajar seni tari, musik dan akting. Ada juga kelas balet untuk anak usia 12-16 tahun dengan pengajar Rudy Wowor.

Menanti Nyonya Kadaluwarsa

Pada 16-27 Mei nanti di Gedung Kesenian Jakarta, EKI Dance Company kembali menggelar pentas pertunjukkannya setelah setahun absen. Bertajuk Miss Kadaluwarsa, pentas ini disutradarai Rusdy Rukmarata sekaligus sebagai koreografernya.

Pementasan ini bakal dimeriahkan deretan nama tersohor dari kalangan dunia hiburan macam Sarah Sechan, Aida Nurmala sampai model cantik Ira Duaty. Dan tentu saja penampilan penari utama EKI : Takako Leen. Pementasan ini rencananya akan dibawa keliling ke Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Pentas musikal ini berdasarkan buku kumpulan cerita pendek Sex and the Cookies karangan Ingrid Widjanarko. Penulis ceritanya diserahkan kepada Alim Sudio beserta Aiko dan Uli Herdiansyah. Komposernya Sujiwo Tejo dengan Bintang Indrianto sebagai penata musik serta Samuel Wattimena selaku penata kostum.

Hampir selama 6 bulan tim produksi memersiapkan pentas ini, memakan 600 jam latihan, dan melibatkan 300 orang. ”Ini semua akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton,” ata Aiko, direktur EKI sekaligus produser Miss Kadaluwarsa.[FAHRI]

Eksotika Karmawibhangga Indonesia
Jl. Padang no. 30, Manggarai
Jakarta 12970
T: 831-2377, 831-3029, 8379-0618
F: 8314950,
E: eksotika@indo.net.id
http://www.eksotika.net

Artikel terkait [klik linknya]
Dipersembahkan untuk para pebalet. – Dari liputan sekolah-sekolah balet, wawancara Farida Oetoyo, hingga esai foto si kembar Adella dan Alleta.

• IndoTube dan Indoogle
  
• 4 hari lagi. Global Action for Education
• Selamat Datang Bus Sekolah
• Pintu ekskul global
• Qaisra Shahraz berkunjung
• Jakarta, kita dan balet
• Namarina
• Sekolah Balet Sumber Cipta