Pada 1950 Mr. Wongsonegoro mempopulerkan Kepercayaan dengan istilah kebatinan. Dan sejak itu ia mulai menggagas sebuah forum nasional untuk mendiskusikan mengenai kebatinan.
Pada tahun 1955 ia mempelopori Konggres Kebatinan berskala nasional yang diselenggarakan di Semarang selama tiga hari, 19-12 Agustus 1950. Kongres itu dihadiri 70 aliran yang ada di Indonesia dan melahirkan sebuah organisasi bernama Badan Konggres Kebatinan Indonesia (BKKI). Mr. Wongsonegoro duduk sebagai ketuanya.
Konggres pertama itu menjadi titik awal perkembangan mengenai organisasi kepercayaan. Dari pandangan soal kebatinan, yang bukan klenik, yang tak bertentangan dengan agama dan bukan agama baru, yang mendukung asas Pancasila, sampai masuknya organisasi ke struktur pemerintahan negara. Dan organisasi Kepercayaannya pun berubah-ubah bentuk dan namanya. Nama konggres pun berganti menjadi munas, musyawarah nasional.
Di Yogyakarta pada 27-30 Desember 1970 digelar Musyawarah Nasional Kepercayaan dengan melahirkan wadah baru bagi penghayat kepercayaan, yaitu Sekretariat Kerjasama Kepercayaan (SKK). Selain itu terbentuk delegasi Munas Kepercayaan yang dipimpin Mr. Wongsonegoro untuk memperjuangkan legalitas Kepercayaan.
Delegasi ini menemui Presiden Soeharto, yang kemudian kepercayaan diakui di Indonesia.
Pada 1973 MPR menetapkan Kepercayaan (Terhadap Tuhan Yang Maha Esa) diakui oleh negara disamping agama.Pada 1973 Munas ketiga Kepercayaan digelar di Tawangmangu, Solo. Hasilnya, organisasi kepercayaan SKK diganti menjadi HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa). Organisasi HPK ini yang sampai sekarang menaungi dan memperjuangkan kepentingan kelompok-kelompok penghayat kepercayaan di seluruh nusantara.
Perhatian pada Kepercayaan semakin besar diakui di negeri ini ketika Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 1978 menetapkan pembentukan Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arymurty, Sekjen HPK menjadi Direktur pertama di Direktorat Kepercayaan TYME. Dan sekarang Direktorat Kepercayaan di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, direkturnya Sulistyo Tirtokusumo, seorang penari yang pernah menciptakan tari bedhya: Bedhaya Suryasumirat untuk Puro Mangkunegaran, Solo. [BASIL]
Tulisan terkait: Sulistyo Ttirtokusumo dan hak asasi penganut kepercayaan
bagaimana kegiatan kepercayaan kemarin
LikeLike
Mr. Wongsonegoro yg saya hormati…..
saya pengen nanya mr……
apa bedanya aliran kebatinan dengan kepercayaan…???
dan kapan aliran kepercayaan dan kebatinan (klo beda/sama) dianggap sesat…..??
maturnuwun mr……..
LikeLike
Penghayat kejawen murni menolak penjajahan material maupun spiritual dari bangsa bangsa asing, dengan cara eksploitasi jiwa raga.semua agama sama saja.adalah akar persoalan dari kekerasan,fanatisme karena percaya bahwa ayat-ayat alkitab bukan buatan manusia melainkan buatan Tuhan, padahal jelas jelas alkitab di buat setelah huruf huruf (Tulisan ) di temukan.bukan jatuh dari langit.
Manusia adalah ciptaan Tuhan dan Agama adalah ciptaan manusia..sehingga agama banyak kelemahan bertentangan antara satu dengan lainnya.
mari kembali ke apapun agama dan kepercayaannya Tuhannya adalah satu.
mempersepsikan Tuhan dengan cara budaya masing masing bangsa silahkan-silahkan saja asal tidak menjajah bangsa lain untuk tunduk dan yakin pada ajaran bangsa tersebut. sehingga ujung-ujungnya adalah eksploitasi.menimbulkan ketakutan akan siksa atau membuat hipnotis akan hedonisme akhirat ataupun janji bahwa Tuhan akan selalu memberi.padahal Tuhan telah memberi kita panca indra maka gunakan secara maksimal…
Kejawen murni majapahit punya prinsip ngunduh uwohing pakarti,eling lan waspodo,tresno maca lan meguru sepodho-podho.artinya semua masalah atau hadiah adalah hasil perbuatan kita,selalu ingat kepada kemampuan diri dan kepada kebesaran Tuhan serta waspada terhadap kejahatan ,kecelakaan dan ketidakberuntungan dan kerusakan lingkungan .mencintai semua mahluk hidup,alam semesta dan tidak sekali-kali merusaknya mencari ilmu pengetahuan seluas-luasnya…Keturunan MAJAPAHIT dari nenek moyang yang di bumi hanguskan demak.sekarang di kaki gunung slamet mencari keselamatan….salam buat yang lari ke bali… sekarang udah 500 tahun lho..pangestu gusti.rahayu-rahayu-rahayu..-Bumijawa-
LikeLike
Nuwun sewu. Sy pernah ditanya, orang Jawa yg asli-sli jawa itu yg mana. Jangan2 ga ada yg asli, krn semua dari asia daratan. Lalu yg disebt “jawa” tu di daerah mana dan mulai kapan? Gimana pak njawabnya? Mtrnuwun. Ony.
LikeLike
semoga Allah beri hidayah
LikeLike
Maaf mas iqbal…otaknya udah di cuci sama orang arab ya…
LikeLike
Top Markotop…Juuuuwwooooossss Setuju
LikeLike
klo kebatinan itu kan gak ada kitabnya jadi apa pedomannya dan klo debatkan gak ada pedomannyakan jadi gak bs menjelaskan yg benar,?
LikeLike
maaf bu nimas dewi hanum…kebatinan itu untuk dirasakan, bukan untuk di perdebatkan, hanya orang yang irii dan ingin melihat keburukan orang lain,
LikeLike
kitab kejawen murni majapahit adalah alam semesta karena kepercayaannya adalah hukum alam sebagai hukum tuhan,kita adalah percikan tuhan yme atau boleh diterjrmahkan gusti ingkang makaryo jagat adalah tuhan bapak,alam semesta adalah tuhan ibu dan kita adalah anak anak tuhan hanya kuat dan lemah manusia adalah beda beda bawaan dari sana.. kejawen tidak ada nabi atau agen tuhan… tata cara manembah,menikah,lahir,mati, lengkap termasuk hari baik buruk kami siap menjawab…. jadi yang benar kejawen adalah agama dan tentunya siap disebut agama yang ke 7 walau lahir duluan. … matur nuwun
LikeLike
Sugeng Tepang
Nderek ngangsu kawruh wonten blog sae punika
Mugi dados cagaring kabudayan adiluhung. Mugi wilujeng rahayu ingkang sami pinanggih.
Salam Sejati
Rahayu
http://sabdalangit.wordpress.com
Menelisik Rahasia Ajaran Kejawen,
“Jalan setapak menggapai spiritualitas sejati”
LikeLike
Agama Kejawen adalah agama perilaku (Budi pekerti) bukan agama upacara sehingga hubungan horisontal jauh lebih utama dari pada vertikal artinya penyerahan diri kepada tuhan bukan membabi buta sehingga mengorbankan lingkungan sosial untuk kepentingan egoistik diri kepada Tuhan.
LikeLike
aji-jawa@yahoo.com
LikeLike
ralat kontak yang benar adalah aji_jawa@yahoo.com
LikeLike
setelah saya baca di blog sabda langit rahasia 40 hari komentar mas aji membuat saya kesengsem dan baru kali ini saya tertarik dengan bahasa tulis yang luar biasa…
LikeLike
Mohon maaf kami mengundang kadang-kadang untuk membaca profil dan ajaran agama kami di Kejawenmaneges.blogspot.com..
LikeLike
rahayu…..poro dulur kadang sedoyo…….
LikeLike
kini penghayat kepercayaan terhadap TuhanYME telah berhasil mndi2k seorang Dalang yg telah tumbuh sebagai pewaris/pelestari budaya jawa, KI DALANG LENGGANG PRATITIS ,,dri smk tulungagung jawatimur , dg umurny yg masih 17 tahun ini dia sudah berhasil mnguasai ilmu pewayangan bukan hanya itu keluarga penghayat kepercaan jg berhasil mendidik pesinden cilik & sepantasnya keluarga penghayat kepercayaan bangga akan munculnya generasi pelestari budaya jawa ………………….sebenarnya penghayat kepercayaan itu sangat luas cuma ada sebagian yg belum berani menunjukan identitas mereka sebagai keluarga penghayat kepercayaan trhdp Tuhan YME,contohny d daerah kami pembuatan KTP langsung d tulis islam tanpa dtnya agamanya apa…..bnyak warga penghayat merasa tertekan dengan smua ini.
LikeLike
sumbermnya darimana? mohon referensinya. karena saya sedang studi akhir tentang HPK. terimakasih
LikeLike
APA BEDA DAN PERSAMAAN KATA GAMA DIDALAM KATA “AGAMA” DENGAN DI DALAM “NEGARA KERTAGAMA” MOHON PENJELASAN KADANG-KADANG
LikeLike
berkah dalem,rahayu,,,,,mohon doanya poro sedulur penghayat,ini di kotaku,,,ada kejadian gak mengenakkan para sedulur penghayat krn minoritas jadi korban pembubaran oleh kaum minoritas krn dianggap sesat,,,,,,,
LikeLike